Tugas 2 statistika cara penyajian data
TUGAS STATISTIKA BAB I dan BAB II
CARA PENYAJIAN DATA
Penyajian data
merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitan yang
telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar muda dibaca.
Cara penyajian data ada dua macam, yaitu :
1.
Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut
kategori-kategori. Misalnya berat badan menurut jenis kelamin, jumlah pegawai
menurut pendidikan, jumlah penjualan menurut jenis barang dan daerah penjualan,
dll.
2.
Grafik atau Diagram, yaitu gambar-gambar yang
menunjukkan secara visual data berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya
dibuat berdasarkan data dari tabel yang telah dibuat.
1. Penyajian Data dalam
Bentuk Tabel Frekuensi
Misalkan, hasil ulangan Bahasa Indonesia 37 siswa
kelas XI SMA 3 disajikan dalam tabel di bawah. Penyajian data pada Tabel 1.1
dinamakan penyajian data sederhana. Dari tabel 1.1, Anda dapat menentukan
banyak siswa yang mendapat nilai 9, yaitu sebanyak 7 orang. Berapa orang siswa
yang mendapat nilai 5? Nilai berapakah yang paling banyak diperoleh siswa?
Jika data hasil ulangan bahasa Indonesia itu disajikan
dengan cara mengelompokkan data nilai siswa, diperoleh tabel frekuensi
berkelompok seperti pada Tabel 2.. Tabel 2. dinamakan Tabel Distribusi
Frekuensi.
Tabel 1. Penyajian data sederhana
Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi
2. Penyajian Data dalam
Bentuk Diagram
Kerapkali data yang disajikan dalam bentuk tabel sulit
untuk dipahami. Lain halnya jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram
maka Anda akan dapat lebih cepat memahami data itu. Diagram adalah gambar yang
menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari tabel yang telah
dibuat. Meskipun demikian, diagram masih memiliki kelemahan, yaitu pada umumnya
diagram tidak dapat memberikan gambaran yang lebih detail.
a. Diagram Batang
Diagram batang biasanya digunakan untuk menggambarkan
data diskrit (data cacahan). Diagram batang adalah bentuk penyajian data
statistik dalam bentuk batang yang dicatat dalam interval tertentu pada bidang
cartesius.
Ada dua jenis diagram batang, yaitu
1.
diagram batang vertikal, dan
2.
diagram batang horizontal.
Contoh Soal 1 :
Selama 1 tahun, toko "Anggo" mencatat
keuntungan setiap bulan sebagai berikut.
Tabel 3. Keuntungan Toko "Anggo" per Bulan
(dalam jutaan rupiah)
a. Buatlah diagram batang vertikal dari data tersebut.
b. Berapakah keuntungan terbesar yang diperoleh Toko
"Anggo" selama 1 tahun?
c. Kapan Toko "Anggo" memperoleh keuntungan
yang sama selama dua bulan berturut-turut?
Penyelesaian :
a. Diagram batang vertikal dari data tersebut, tampak
pada gambar berikut.
b. Dari diagram tersebut tampak bahwa keuntungan
terbesar yang diperoleh Toko "Anggo" selama 1 tahun adalah sebesar Rp
6.200.000,00.
c. Toko "Anggo" memperoleh keuntungan yang
sama selama dua bulan beturut-turut pada bulan ke-11 dan ke-12.
b. Diagram Garis
Pernahkah Anda melihat grafik nilai tukar dolar
terhadap rupiah atau pergerakan saham di TV? Grafik yang seperti itu disebut
diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan data
tentang m keadaan yang berkesinambungan (sekumpulan data kontinu). Misalnya,
jumlah penduduk setiap tahun, perkembangan berat badan bayi setiap bulan, dan
suhu badan pasien setiap jam.
Seperti halnya diagram batang, diagram garis pun
memerlukan sistem sumbu datar (horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang
saling berpotongan tegak lurus. Sumbu mendatar biasanya menyatakan jenis data,
misalnya waktu dan berat. Adapun sumbu tegaknya menyatakan frekuensi data.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai
berikut.
1.
Buatlah suatu koordinat (berbentuk bilangan) dengan
sumbu mendatar menunjukkan waktu dan sumbu tegak menunjukkan data pengamatan.
2.
Gambarlah titik koordinat yang menunjukkan data
pengamatan pada waktu t.
3.
Secara berurutan sesuai dengan waktu, hubungkan
titiktitik koordinat tersebut dengan garis lurus.
Contoh Soal 2 :
Berikut ini adalah tabel berat badan seorang bayi yang
dipantau sejak lahir sampai berusia 9 bulan.
a. Buatlah diagram garisnya.
b. Pada usia berapa bulan berat badannya menurun?
c. Pada usia berapa bulan berat badannya tetap?
Pembahasan :
a. Langkah ke-1
Buatlah sumbu mendatar yang menunjukkan usia anak
(dalam bulan) dan sumbu tegak yang menunjukkan berat badan anak (dalam kg).
Langkah ke-2
Gambarlah titik koordinat yang menunjukkan data
pengamatan pada waktu t bulan.
Langkah ke-3
Secara berurutan sesuai dengan waktu, hubungkan
titik-titik koordinat tersebut dengan garis lurus.
Dari ketiga langkah tersebut, diperoleh diagram garis
dari data tersebut tampak pada Gambar 2.
b. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa berat
badan bayi menurun pada usai 8 sampai 9 bulan.
c. Berat badan bayi tetap pada usia 5 sampai 6 bulan.
Darimana Anda memperoleh hasil ini? Jelaskan.
Observasi: Interpolasi dan Ekstrapolasi Data
Anda dapat melakukan observasi terhadap kecenderungan
data yang disajikan pada suatu diagram garis. Dari observasi ini, Anda dapat
membuat perkiraan-perkiraan dengan cara interpolasi dan ekstrapolasi. Hal ini
ditempuh dengan mengganti garis patah pada diagram garis menjadi garis lurus.
Interpolasi data adalah menaksir data atau memperkirakan data di antara dua
keadaan (misalnya waktu) yang berurutan. Misalkan, dari gambar grafik Contoh
soal 2. dapat diperkirakan berat badan bayi pada usia 5,5 bulan. Coba Anda amati
grafik tersebut, kemudian tentukan berat badan bayi pada usia 5,5 bulan.
Ekstrapolasi data adalah menaksir atau memperkirakan
data untuk keadaan (waktu) mendatang. Cara yang dapat dilakukan untuk
ekstrapolasi adalah dengan memperpanjang ruas garis terujung ke arah kanan.
Misalkan, dari gambar grafik soal 2. dapat diperkirakan berat badan bayi pada
usia 10 bulan. Jika garis lurus sudah ditentukan, Anda dapat menentukan
interpolasi data. Untuk ekstrapolasi data, Anda harus berhati-hati. Menurut
diagram garis, berapa kira-kira berat badan bayi pada usia 10 bulan? Berikan
alasan Anda.
c. Diagram Lingkaran
Untuk mengetahui perbandingan suatu data terhadap
keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran.
Diagram lingkaran adalah bentuk penyajian data statistika dalam bentuk
lingkaran yang dibagi menjadi beberapa juring lingkaran.
Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran adalah
sebagai berikut.
1.
Buatlah sebuah lingkaran pada kertas.
2.
Bagilah lingkaran tersebut menjadi beberapa juring
lingkaran untuk menggambarkan kategori yang datanya
3.
telah diubah ke dalam derajat.
Agar lebih jelasnya, pelajarilah contoh berikut.
Contoh Soal 3 :
Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu
kabupaten menurut tingkat sekolah pada tahun 2007.
a. Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut.
b. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah
sampai pada tingkat SMP?
c. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah
sampai pada tingkat SMA?
Pembahasan :
a. Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh
siswa diklasifikasikan menjadi 5 katagori: SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan
SMA = 225 orang.
• Siswa SD = (175/1.000) x 100% = 17,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 17,5% × 360° = 63°
• Siswa SMP = (600/1.000) x 100% = 60%
Besar sudut sektor lingkaran = 60% × 360° = 216°
• Siswa SMA= (225/1.000) 100% = 22,5%
Besar sudut sektor lingkaran = 22,5% × 360° = 81°
Diagram lingkaran ditunjukkan pada Gambar 3.
b. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai
pada tingkat SMP adalah 60%.
c. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai
pada tingkat SMAadalah 22,5%.
3. Tabel Distribusi
Frekuensi, Frekuensi Relatif dan Kumulatif, Histogram, Poligon Frekuensi, dan
Ogive
a. Tabel Distribusi
Frekuensi
Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, yaitu cara penyajian data yang
datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu.
Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi
adalah sebagai berikut.
• Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan
rumus "Sturgess" yaitu: K= 1 + 3,3 log n dengan n adalah banyak data.
Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat positif hasil pembulatan.
• Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I)
dengan menggunakan rumus:
I = J/K
• Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data
terkecil harus merupakan batas bawah interval kelas pertama atau data terbesar
adalah batas atas interval kelas terakhir.
• Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas
yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.
• Menuliskan turus-turus dalambilangan yang
bersesuaian dengan banyak turus.
Ingatlah :
Menentukan banyak kelas interval dengan aturan Sturges
dimaksudkan agar interval tidak terlalu besar sebab hasilnya akan menyimpang
dari keadaan sesungguhnya. Sebaiknya, jika interval terlalu kecil, hasilnya
tidak menggambarkan keadaan yang diharapkan.
Contoh Soal 4 :
Seorang peneliti mengadakan penelitian tentang berat
badan dari 35 orang.
Data hasil penelitian itu (dalam kg) diberikan berikut
ini:
48 32 46 27 43 46 25 41 40 58 16 36
21 42 47 55 60 58 46 44 63 66 28 56
50 21 56 55 25 74 43 37 51 53 39
Sajikan data tersebut ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
Jawaban :
1. Jangkauan (J) = Xm- Xn = 74 – 16 = 58.
2. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 =
6,095. Banyak kelas dibulatkan menjadi "6".
3. Panjang interval kelas (I) adalah I = J/K
= 58/6 = 9,67. Panjang interval kelas dibulatkan menjadi "10".
Dengan panjang interval kelas = 10 dan banyak kelas =
6, diperoleh tabel distribusi frekuensi seperti pada Tabel 4. atau Tabel 5
Cara I: Batas bawah kelas pertama diambil datum
terkecil. Amati Tabel 4. Dari tabel tersebut tampak bahwa frekuensi paling
banyak dalam interval 46–55. Artinya, berat badan kebanyakan berkisar antara 46
kg dan 55 kg.
Tabel 4. Tabel distribusi frekuensi
Cara II: Batas atas kelas terakhir diambil datum
terbesar. Amati Tabel 5.
Tabel 5. Tabel distribusi frekuensi
Dari tabel tampak frekuensi paling sedikit dalam
interval 65–74. Artinya, berat badan antara 65 kg dan 74 kg ada 2 orang.
Perhatikan interval kelas yang pertama, yaitu 15–24. 15 disebut batas bawah dan
24 disebut batas atas. Ukuran 15–24 adalah hasil pembulatan, ukuran yang
sebenarnya terletak pada 14,5–24,5. 14,5 disebut tepi bawah kelas (batas bawah
nyata) dan 24,5 disebut tepi atas kelas (batas atas nyata) pada interval kelas
15–24.
Dalam menentukan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas
pada setiap interval kelas, harus diketahui satuan yang dipakai. Dengan
demikian, untuk tepi bawah kelas adalah batas bawah kelas dikurangi 1/2 satuan
ukuran. Jadi, tepi kelas dari interval kelas 15–24 menjadi 14,5–24,5.
b. Frekuensi Relatif dan
Kumulatif
Frekuensi yang dimiliki setiap kelas pada tabel
distribusi frekuensi bersifat mutlak. Adapun frekuensi relatif dari suatu data
adalah dengan membandingkan frekuensi pada interval kelas itu dengan banyak
data dinyatakan dalam persen. Contoh: interval frekuensi kelas adalah 20. Total
data seluruh interval kelas = 80 maka frekuensi relatif kelas ini adalah 20/8
= ¼, sedangkan frekuensi relatifnya adalah ¼ × 100% = 25%.
Dari uraian tersebut, dapatkah Anda menyatakan rumus
frekuensi relatif? Cobalah nyatakan rumus frekuensi relatif dengan kata-kata
Anda sendiri.
Frekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut.
Frekuensi relatif kelas ke-k
= frekuensi kelas ke-k / banyak data
Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi
pada kelas yang dimaksud dengan frekuensi kelas-kelas sebelumnya.
Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu
1.
frekuensi kumulatif "kurang dari"
("kurang dari" diambil terhadap tepi atas kelas);
2.
frekuensi kumulatif "lebih dari"
("lebih dari" diambil terhadap tepi bawah kelas).
Tepi atas = batas atas + ½ satuan pengukuran
Tepi bawah = batas bawah - ½ satuan pengukuran
Contoh Soal 5 :
Dari Tabel 4. untuk interval kelas 46 – 55 (kelas 4),
hitunglah
a. frekuensi relatif;
b. frekuensi kumulatif "kurang dari";
c. frekuensi kumulatif "lebih dari".
Penyelesaian :
a. Frekuensi relatif kelas ke-4 = (frekuensi kelas
ke-4 / banyak datum) x 100 % = 10/35 x 100% = 28,57%
b. Frekuensi kumulatif "kurang dari" untuk
interval kelas 46 – 55
= 5 + 3 + 9 + 10 = 27 (kurang dari tepi atas kelas
55,5)
c. Frekuensi kumulatif "lebih dari" untuk
interval kelas 46 – 55
= 10 + 6 + 2 = 18 (lebih dari tepi bawah kelas 45,5).
c. Histogram dan Poligon
Frekuensi
Histogram merupakan diagram frekuensi bertangga yang
bentuknya seperti diagram batang. Batang yang berdekatan harus berimpit. Untuk
pembuatan histogram, pada setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas.
Tepi-tepi kelas ini digunakan unntuk menentukan titik tengah kelas yang dapat
ditulis sebagai berikut.
Titik tengah kelas = ½ (tepi atas kelas +
tepi bawah kelas)
Poligon frekuensi dapat dibuat dengan menghubungkan
titik-titik tengah setiap puncak persegipanjang dari histogram secara
berurutan. Agar poligon "tertutup" maka sebelum kelas paling bawah
dan setelah kelas paling atas, masing-masing ditambah satu kelas.
Contoh Soal 6 :
Tabel distribusi frekuensi hasil ujian matematika
Kelas XI SMA Cendekia di Kalimantan Barat diberikan pada Tabel 6. Buatlah
histogram dan poligon frekuensinya.
Tablel 6. Tabel distribusi frekuensi hasil ujian
matematika Kelas XI SMA Cendekia di Kalimantan Barat
Jawaban :
Dari histogram tersebut tampak bahwa kebanyakan siswa
memperoleh nilai antara 60,5 dan 70,5. Coba Anda ceritakan hal lain dari
histogram tersebut.
d. Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang
dari atau frekuensi kumulatif lebih dari dinamakan poligon kumulatif.
Untuk populasi yang besar, poligon mempunyai banyak
ruas garis patah yang menyerupai kurva sehingga poligon frekuensi kumulatif
dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif.
Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut
ogif positif.
b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut
ogif negatif.
Contoh Soal 7 :
Tabel 7. dan 8. berturut-turut adalah tabel distribusi
frekuensi kumulatif "kurang dari" dan "lebih dari" tentang
nilai ulangan Biologi Kelas XI SMA 3.
Tabel 7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif
"kurang dari" tentang nilai ulangan Biologi Kelas XI SMA 3.
Tabel 8. Tabel distribusi frekuensi
kumulatif "lebih dari" tentang nilai ulangan Biologi Kelas
XI SMA 3.
a. Buatlah ogif positif dan ogif negatif dari tabel
tersebut.
b. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai nilai Biologi
kurang dari 85?
c. Berapakah jumlah siswa yang mempunyai berat badan
lebih dari 40?
Pembahasan :
a. Ogif positif dan ogif negatif dari tabel tersebut
tampak pada gambar 5.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ini hanya bab II, bab I nya belum ya..
BalasHapus