BAB VI
Distribusi Normal, Distribusi T, dan Distribusi F
A. Karakteristik Distribusi Probabilitas Normal
Distribusi probabilitas normal dan kurva
normal telah dikembangkan oleh DeMoivre (1733) dan Gauss (1777 – 1855)
dengan menurunkan persamaan matematis dan kurva normalnya. Oleh sebab
itu, kurva normal sering juga disebut kurva Gauss.
![]()
Beberapa karakteristik dari distribusi probabilitas dan kurva normal adalah:
Bila X suatu pengubah acak normal dengan nilai tengah μ, dan standar deviasi σ, maka persamaan kurva normalnya adalah:
![]()
B. Jenis-jenis Distribusi Probabilitas Normal
Bentuk distribusi probabilitas dan kurva
normal dengan nilai tengah sama dan standar deviasi yang berbeda, adalah
bentuk leptokurtic, platykurtik dan mesokurtik. Kurva normal tersebut
mempunyai μ = Md = Mo yang sama, namun mempunyai σ berbeda. Semakin
besar σ, maka kurva semakin pendek dan semakin tinggi nilai σ, maka
semakin runcing. Oleh sebab itu, σ tinggi cenderung menjadi platykurtik
dan σ rendah menjadi leptokurtik. Nilai σ yang tinggi menunjukkan bahwa
nilai data semakin menyebar dari nilai tengahnya (μ). Apabila σ rendah,
maka nilai semakin mengelompok pada nilai tengahnya.
![]()
Bentuk distribusi probabilitas dan kurva
normal dengan μ berbeda dan σ sama mempunyai jarak antara kurva yang
berbeda, namun bentuk kurva tetap sama. Hal demikian bisa terjadi karena
kemampuan antar populasi berbeda, namun setiap populasi mempunyai
keragaman yang hampir sama.
![]()
Distribusi kurva normal dengan μ dan σ
berbeda. Kurva ini mempunyai titik pusat yang berbeda pada sumbu
mendatar dan bentuk kurva berbeda karena mempunyai standar deviasi yang
berbeda.
![]() C. Distribusi Probabilitas Normal Baku
![]() Z = Skor Z atau nilai normal baku X = Nilai dari suatu pengamatan atau pengukuran μ= Nilai rata-rata hitung suatu distribusi
σ= Standar deviasi
Contoh Soal:
Rata-rata berat sebuah kotak adalah 283
gram dan standar deviasinya 1,6 gram. Berapakah probabilitas sebuah
kotak dibawah 284,5 gram ?
![]() ![]()
Transformasi dari X ke Z
![]() Bila nilai X berada di antara X = x1 dan X = x2, maka variabel acak Z akan berada di antara nilai: ![]()
Transformasi ini juga mempertahankan luas di bawah kurvanya, artinya:
![]() ![]()
Kurva setiap distribusi peluang
kontinu atau fungsi padat dibuat sedemikian rupa sehingga luas di bawah
kurva di antara kedua ordinat x = x1 dan x = x2 sama dengan peluang acak
X mendapatkan harga antara x = x1 dan x = x2. Luas di bawah kurva
antara dua ordinat sembarang tergantung pada harga µ dan σ.
Luas antara nilai Z (-1<Z<1) sebesar 68,26% dari jumlah data.
Berapa luas antara Z antara 0 dan sampai Z = 0,76 atau biasa dituis P(0<Z<0,76)?
Dapat dicari dari tabel luas di bawah kurva normal. Nilainya dihasilkan = 0,2764
E. Penerapan Kurva Normal
Contoh Soal 1
PT GS mengklaim rata-rata berat buah
mangga “B” adalah 350 gram dengan standar deviasi 50 gram. Bila berat
mangga mengikuti distribusi normal, berapa probabilitas bahwa berat buah
mangga mencapai kurang dari 250 gram, sehingga akan diprotes oleh
konsumen.
![]() Jawab:
Transformasi ke nilai z
AP(x< 250); P(x=250) = (250-350)/50=-2,00 Jadi P(x<250)=P(z<-2,00)
Lihat pada tabel luas di bawah kurva normal
P(z<-2,00)=0,4772
Luas sebelah kiri nilai tengah adalah
0,5. Oleh sebab itu, nilai daerah yang diarsir menjadi 0,5 –
0,4772=0,0228. Jadi probabilitas di bawah 250 gram adalah 0,0228
(2,28%). Dengan kata lain probabilitas konsumen protes karena berat buah
mangga kurang dari 250 gram adalah 2,28%.
Contoh Soal 2
PT Work Electric, memproduksi Bohlam Lampu yang dapat hidup 900 jam dengan standar deviasi 50 jam. PT Work Electric ingin mengetahui berapa persen produksi pada kisaran antara 800-1.000 jam, sebagai bahan promosi bohlam lampu. Hitung berapa probabilitasnya! ![]() Jawab: P(800<X<1.000)?
Hitung nilai Z
Z1 = (800-900)/50 = -2,00;Z2 = (1.000-900)/50 = 2,00
Jadi: P(800<X<1.000) =P(-2,00<Z<2,00);
P(-2,00<Z) = 0,4772 dan P(Z>2,00) = 0,4772Sehingga luas daerah yang diarsir adalah = 0,4772+0,4772= 0,9544. Jadi P(800<X<1.000) = P(-2,00 < Z<2,00) = 0,9544. Jadi 95,44% produksi berada pada kisaran 800-1.000 jam. Jadi jika PT Work Electric mengklaim bahwa lampu bohlamnya menyala 800-1.000 jam, mempunyai probabilitas benar 95,44%, sedang sisanya 4,56% harus dipersiapkan untuk garansi. F. Pendekatan Normal Terhadap Binominal Apabila kita perhatikan suatu distribusi probabilitas binomial, dengan semakin besarnya nilai n, maka semakin mendekati nilai distribusi normal. Gambar berikut menunjukkan distribusi probabilitas binomial dengan n yang semakin membesar. ![]() Bila nilai X adalah distribusi acak binomial dengan nilai tengah μ = np dan standar deviasi σ = √npq, maka nilai Z untuk distribusi normal adalah: ![]() di mana n >>>> ¥ dan nilai p mendekati 0,5 Faktor Koreksi Kontinuitas Nilai koreksi kontinuitas adalah sebesar 0,5 yang dikurangkan dan ditambahkan pada data yang diamati. Untuk mengubah pendekatan dari binomial ke normal, memerlukan faktor koreksi, selain syarat binomial terpenuhi: (a) hanya ada dua peristiwa, (b) peristiwa bersifat independen; (c) besar probabilitas sukses dan gagal sama setiap percobaan, (d) data merupakan hasil penghitungan. Menggunakan faktor koreksi yang besarnya 0,5. http://tekdig2011.blogspot.com/2012/05/distribusi-normal.html http://blog.ub.ac.id/adiarsa/tag/macam-distribusi/ http://asmauna.wordpress.com/tag/binomial/ http://mrfree793.blogspot.com/2012/06/distribusi-normal.html http://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/11/10/bab-viii-distribusi-probabilitas-dan-kurva-normal/ |
Jumat, 18 April 2014
BAB VI Distribusi Normal, Distribusi T, dan Distribusi F
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar